top of page

CERITA DIBALIK COVER ALBUM RAGE AGAINST THE MACHINE YANG PALING ICONIC


Bagi penggemar Rage Against The Machine (RATM) pasti sudah tau album self titled yang sekaligus menjadi album debut mereka pada tahun 1992 memiliki cover album yang menarik dan memiliki emosi tersendiri dari foto tersebut. Album tersebut juga dianggap menandai kemunculan revolusi baru dalam musik rock karena membawa ramuan hip hop, metal, hardcore dan rap dengan lirik - lirik tajam yang berceloteh tentang politik, kemerdekaan dan pemenuhan hak asasi manusia. Tak salah band asal Amerika ini menjadi salah satu band rock legendaris yang karyanya terkenal dengan pandangan tendang politik revolusioner.


Dalam cover album self titled mereka pada 1992 juga menggambarkan emosi yang sama dengan band RATM. Pada cover album tersebut terlihat seorang biksu Buddha yang tubuhnya terbakar sambil duduk tenang dalam posisi teratai. Mungkin bagi sebagian orang, cover album tersebut hanyalah cover album biasa, tetapi, siapa sangka ternyata ada sebuah sejarah tak terlupakan dibaliknya.


Cover album RATM tersebut bukan artwork biasa akan tetapi foto asli yang sempat viral pada tahun 1963. Seseorang yang tubuhnya diselimuti kobaran api dalam foto tersebut adalah Thich Quang Duc, seorang biksu buddha Mahayana Vietnam. Ia bukan terbakar, melainkan sengaja membakar diri sebagai bentuk protes terhadap penganiayaan yang dilakukan pemerintah Vietnam terhadap umat Buddha saat itu. Foto legendaris ini diambil oleh seorang jurnalis bernama Malcolm Browne.


Semuanya berawal saat kepemimpinan Ngo Dinh Diem di Vietnam. Diem merupakan pemeluk agama Katolik yang saat itu merupakan agama minoritas di Vietnam. Pada masa pemerintahannya, Diem memiliki ambisi untuk meng-katolik-kan Vietnam dengan cara yang sangat diskriminatif. Kabarnya, pembunuhan dan penyiksaan terhadap umat Budhha kerap kali terjadi. Hal tersebut menimbulkan ketidakpuasan dari umat Budhha yang mengakibatkan munculnya aksi unjuk rasa Buddhis.


Saat itu ada beberapa tuntutan umat Buddha yang disampaikan dalam aksi unjuk rasa mereka. Tetapi tuntutan umat Buddha tersebut tidak digubris oleh Diem sehingga mengakibatkan gelombang protes yang semakin meningkat. Berikut beberapa tuntutan yang disampaikan umat Buddha saat itu


1. Pencabutan pelarangan pengibaran bendera Budhhis

2. Kebebasan beragama seperti umat Katolik

3. Agar tidak memandang agama sebagai asosiasi

4. Penghentian penganiayaan orang Buddha

5. Kompensasi untuk korban penembakan Hue dan penghukuman para pelakut


Kemudian pada tanggal 11 Juni 1963, tepatnya di persimpangan Jalan Phan Dinh Phung dan Jalan Le Van Duyet yang berada di dekat Istana Presidensial saat itu, Thich Quang Duc turun dari sebuah mobil bersama dua orang biksu lainnya. Tepat di tengah jalan, seorang biksu meletakkan sebuah alas duduk disusul dengan salah satu biksu lainnya yang membuka bagasi dan mengambil lima galon bensin. Sambil dikelilingi oleh banyak biksu, Duc kemudian duduk di atas alas yang telah disiapkan dalam posisi duduk teratai. Lalu seorang murid menyiramkan seluruh bensin ke tubuh Duc. Duc lalu mulai membacakan paritta Nianfo (penghormatan untuk Budhha Amitabha) sebelum korek api menyala dan akhirnya membakar seluruh tubuhnya. Kobaran api melahap jubahnya, lalu perlahan membakar seluruh tubuh Duc. Kepulan asap berwarna hitam terlihat keluar dari tubuhnya yang terbakar. Tetapi, jantung Duc tetap utuh dan tidak terbakar. Karena itulah akhirnya jantung Duc diletakkan di dalam sebuah cawan di Pagoda Xa Loi karena dianggap suci.


Aksi protes yang dilakukan oleh Duc menimbulkan kericuhan di seluruh Vietnam bahkan dunia karena protes bunuh diri seperti ini sangatlah jarang terjadi. Saat foto-foto yang diambil Malcolm Browne tersebar dan menggegerkan dunia, orang-orang mulai mempertanyakan dukungan Amerika Serikat yang semakin besar terhadap rezim Diem. Presiden Amerika Serikat saat itu, John F. Kennedy, mengatakan, "Tidak ada gambar pada surat kabar dalam sejarah yang begitu membangkitkan emosi ke seluruh dunia seperti halnya yang satu ini". Tetapi tetap saja hal ini tidak mengubah pikiran Kennedy mengenai posisi Amerika Serikat di Vietnam.


Pengaruh aksi membakar diri yang dilakukan oleh Duc cukup besar. Setelah peristiwa itu, tercatat lima orang biksu Buddha lainnya membakar dirinya pada pertengahan Oktober saat aksi unjuk rasa di Vietnam semakin meningkat. kepemimpinan Ngo Dinh Diem di Vietnam akhirnya runtuh ketika Angkatan Bersenjata Republik Vietnam melakukan sebuah kudeta. Diem ditangkap lalu kemudian dieksekusi bersamaan dengan saudara dan penasehatnya, Ngo Dinh Nhu.


Selain cerita yang cukup menarik dalam cover album tersebut, album ini pun masuk sebagai 500 album terbaik versi Rolling Stone. Selain itu foto dari Malcom Browne yang dijadikan cover album juga memenangkan World Press Photo of The Year. Salah satu lagu yang terkenal dalam album self titled mereka adalah "Killing In the Name". Lagu yang penuh makna perlawanan ini mungkin menjadi salah satu lagu yang paling populer dan iconic di album tersebut.


Rage Against The Machine saat ini tergolong cukup lama vakum terhitung hampir 11 tahun mereka vakum. Penampilan perdana RATM reunian setelah 11 tahun dihelat di Alpine Valley Music Theatre, di East Troy, Wisconsin, Amerika pada tahun 2022. Sebenarnya RATM akan mengadakan tur reuni mereka kembali, akan tetapi tur yang direncanakan dimulai pada 2022 dan berakhir pada 2023 itu dibatalkan karena masalah kesehatan. RATM harus merelakan tur reuni mereka yang telah dimulai sejak Juli 2022 lalu. Kabar ini datang dari Zack de la Rocha yang harus fokus menjalani masa pemulihan akibat cedera kaki yang dialaminya. Zack alami cedera kaki saat manggung bersama RATM pada 11 Juli 2022 lalu di Chicago, Amerika dan beberapa konser berikutnya hanya mampu bernyanyi dalam posisi duduk.



23 views0 comments

Comments


bottom of page